Selamat Datang di CATATAN REDAKTUR ENSIKLOPEDIA PRAMUKA
go to my homepage
Go to homepage

Pages

Labels

Senin, 28 September 2015

Cerita Penegak : Mengelola Konflik


Cerita Penegak
Menejemen Konflik (2)
Oleh : Anis Ilahi Wh


Pukul 14.00 hari Jum'at. Cuaca begitu panas. Kak Wito siap-siap berangkat menuju ambalan binaanya untuk latihan rutin. Tiba-tiba handphonenya berdering, sebuah pesan pendek dari Karno sang Pemangku Adat masuk dan bertuliskan "maaf Kak, kami belum bisa ambil keputusan lokasi kegiatan community services, kami masih beda pendapat secara tajam bahkan cenderung konflik. tks".
Sambil tersenyum, Kak Wito menjawab sms itu dengan kata-kata akrab, bijak dan motivatif "no problemo Adiku, belajar menghadapi konflik akan cepat mendewasakan kalian semua, keep spirit brother, hehe ...". Sabar dan tidak larut pada emosi adik-adiknya, itulah salah satu kelebihan Kak Wito. Sambil menembus kota yang panas dengan sepeda motornya Kak Wito membatin "inilah kesempatan adik-adiku 'leaning by doing' dalam mengelola konflik, harus saya manfaatkan secara optimal sebagai arena latihan kepemimpinan..."
Sore itu suasana latihan di ambalan memang tampak kurang menggem-birakan. Komunikasi antar pengurus Ambalan tidak cair, kaku bahkan masing-masing cenderung menjaga jarak. Kak Wito memakluminya. Mataharipun seperti tidak peduli juga, terus merambat ke ufuk, tanda malam menjelang. Latihan di Ambalan pun usai. Kak Wito dari jauh menyusul Andri yang berjalan sendirian menuju sanggar di lantai 2 bangunan sekolah. Sanggar itu tidak luas, namun tertata apik oleh tangan-tangan kreatif pengurusnya, sehingga membuat siapapun betah didalamnya. Ketika Kak Wito masuk, Andri sedang sibuk merapikan buku-buku di meja kerjanya.
"Kok, sendirian Andri?" tanya Kak Wito pura-pura tidak tahu persoalan.
"Eh, Kakak. Iya nih yang lain pulang duluan?" jawab Andri agak tergagap karena tidak mengira Kak Wito menyusulnya.
"Bagaimana ..., apa sudah ada keputusan lokasi kegiatan "community services" kita?", tanya Kak Wito sambil mendekat ke Meja Andri. Andri, tidak langsung menjawab, memandang sebentar Kak Wito, kemudian menyibukan diri kembali menata meja kerjanya. Kak Witopun sabar menunggu jawaban Andri sambil membuka-buka buku catatan kegiatan. Suasana hening.
"Sepertinya saya perlu bantuan Kakak" Jawab Andri setelah lama terdiam. "He.. he.. he..." Kak Wito tertawa kecil, ingin mencairkan suasana. "Siap, apa yang perlu kakak bantu" lanjut Kak Wito sambil menggandeng Andri untuk duduk di meja rapat, menghadap papan tulis.
"Sangat sulit mengambil keputusan lokasi kegiatan communit services kita, Kak!" Andri mulai menjelaskan duduk persoalannya. Kak Wito takzim mendengarkan. "Ada 3 calon lokasi, tiap lokasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Tiap lokasi ada pendukungnya masing-masing dari Dewan Ambalan. Semua tidak mau mengalah meski sudah debat panjang. Bahkan perdebatan itu membuat kami terpecah dalam konflik. Saya merasa gagal sebagai ketua Dewan Ambalan.." Andri menambahkan penjelasan dengan menahan beban di hati.
"Ya ... ya .. ya ... Kakak bisa memahami" tanggap Kak Wito dengan suara dan wajah penuh empati. Andri menatap haru pada Kakak Pembina yang sangat dihormatinya itu. Sambil melangkah ke papan tulis Kak Wito menasehati "Tidak seharusnya kamu menghakimi diri sendiri dengan marasa gagal seperti itu, Adiku". Kak Wito mengambil spidol, menatap Andri dalam-dalam kemudian menjelaskan sambil menulis di papan tulis "Ada 3 kata kunci yang harus kamu kuasai sebagai pemimpin agar bisa keluar dari situasi ini dengan baik". Kak Wito berhenti sejenak, tersenyum melihat Andri mendengarkan dengan takzim, kemudian melanjutkan penjelasannya "3 kata kunci itu adalah : menejemen konflik, pengambilan keputusan, penguasaan terhadap konsep dan tujuan kegiatan".
"tet .. tet ... teett" tiba-tiba terdengar suara klakson motor dari luar sanggar yang begitu kencang dan mengagetkan. Kak Wito berjalan ke arah jendela, ingin tahu apa yang terjadi diluar, dengan tersenym memandang Andri dan berkata penuh selidik "Hem ... rupanya kamu sudah ditunggu Lita ya ...". Andri pun tersenyum malu. Lita tak lain adalah sekretaris Dewan Ambalan Putri. "Sudah sana, jalan dulu, besok ketemu Kakak lagi di Warung Bakso ya, Kakak jelaskan 3 kata kunci tadi biar kamu bisa cepat ambil keputusan dan elegan mengelola konflik", pinta Kak Wito pada Andri. "Siap Kakaku ... yang penuh pengertian, he.. he .. he .." Jawab Andri yang kini tampak mulai bisa mengurangi beban atas terjadinya konflik di ambalan yang dipimpinnya.
Andripun pamit, sambil bersalaman dan mencium tangan Kak Wito. "Jangan lupa, satuan terpisah, jaga sopan santun, lo ya ..." Nasehat Kak Wito sambil menggoda. Andri pun mengangguk dalam-dalam tanda takzim untuk menuruti nasehat Kakak Pembina yang dibanggakannya itu. Dengan langkah mantap Andi keluar dari Sanggar... (bersambung, --nis  28/9/2015).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Catatan Ensiklopedia Pramuka merupakan kolom opini redaksi yang mengulas topik-topik kontemporer pendidikan kepramukaan seperti : renewing scouting, pramuka dan media, pramuka sebagai ekskul wajib, kepemimpinan, inovasi media dan metode latihan, pendidikan perdamaian, pendidikan moral dan etika, dll.