Selamat Datang di CATATAN REDAKTUR ENSIKLOPEDIA PRAMUKA
go to my homepage
Go to homepage

Pages

Labels

Minggu, 26 April 2015

Urban Scouting : Kelembagaan & Variasi Pengembangannya (3)

Hasil gambar untuk lembaga urban
image : p2kp.org
catatan ensiklopediapramuka online

URBAN SCOUTING :
KELEMBAGAAN DAN VARIASI PENGEMBANGANNYA (3)
Oleh : Anis Ilahi Wh

Pengantar
  • Mengacu pada karakter peserta didik urban scouting, yang telah dijelaskan pada tulisan lalu, maka kebutuhan kelembagaan untuk mendukung penyelenggaraan urban scouting bagi peserta didik kelompok dominan tidaklah begitu bermasalah. Hal itu mengingat peserta didik kelompok ini rata-rata sudah tergabung dengan gugusdepan di sekolahnya. Meski demikian terdapat potensi yang amat besar untuk mengembangkan lembaga gugusdepan di perkotaan menjadi lembaga pendidikan kepramukaan yang sangat "powerfull" (akan kami bahas kemudian).
  • Tulisan bagian ke 3 ini lebih difokuskan untuk membahas aspek kelembagaan urban scouting agar dapat menjangkau anak dan remaja kelompok marjinal serta membuka peluang terjadinya sebuah "interaksi kawan sepersaudaraan bakti dalam ranah pendidikan kepramukaan yang hangat" antara anak dan remaja kelompok dominan dengan kelompok marginal.
  • Kiranya harus menjadi doktrin utama bahwa paradigma urban scouting harus bisa menjadi salah satu sumber pemecahan masalah pendididikan dan pemeberdayaan anak dan remaja kelompok marginal perkotaan agar memiliki masa depan lebih baik. Tanpa itu urban scouting akan kehilangan nilai penting dan nilai strategisnya.
Berbasis Gugusdepan
  • Mendirikan gugusdepan teritorial yang mampu mewadahi anak kelompok dominan dan kelompok marginal dalam satu kesatuan merupakan kondisi yang sangat ideal. Namun hal ini masih akan sulit terjadi dalam waktu dekat ini karena beragam faktor. Model seperti "ticket to life" yaitu mendirikan gugusdepan khusus untuk anak jalanan kiranya dapat diterapkan. Namun demikian gudep khusus semacam ini membutuhkan effort yang besar dan mengalami hambatan untuk menjaga "keberlanjutan dan kebersinambungannya". Tapi model ini tetap layak dikembangkan.

Berafiliasi dengan Gugusdepan
  • Model ini berupa gugusdepan yang berpangkalan di sekolah, memiliki program "bina lingkungan" dengan membuat program atau mengikutsertakan anak-anak kelompok marginal sebagai anggota gugusdepan. Potensi-potensi tumbuhkembangnya kelompok marginal yang ada di sekitar gugusdepan diidentifikasi, didekati, dibina dan dilibatkan dalam kegiatan gugusdepan.
  • Model ini akan membuka interaksi yang positip, saling meginspirasi dan saling memberi rasa kasih sayang antara anak dan remaja kelompok dominan dengan kelompok marginal. Ditangan para Pembina yang memiliki kesadaran tinggi teradap nilai-nilai kode kehormatan pramuka dan prinsip dasar metode pendidikan kepramukaan, interaksi yang semacam itu akan menjadi "lahan pendidikan" yang sangat luar biasa bagi pengembangan jati diri manusia dan kemanusiaan.

Bekerja dalam Jaringan
  • Inisiatif pendidikan anak dan remaja kelompok marginal terutama di wilayah perkotaan memang sudah dilaksanakan oleh banyak lembaga baik pemerintah maupun swasta. Konsep rumah singgah, sanggar anak jalanan, rumah baca dan rumah terampil merupakan beberapa program layanan pendidikan yang selama ini sudah berkembang.
  • "Urban scuoting" bisa menjadi bagian dari jaringan kelembagaan di atas, bahkan keterlibatan ini diyakini akan memperkuat program-program pembinaan dan pendidikan yang telah ada, mengingat keunggulan sistem pendidikan kepramukaan yang kaya nilai, kaya kreativitas dan kaya partisipasi. Inisiatif keterlibatan ini bisa datang dari gugusdepan, kwartir, bahkan dari pribadi-pribadi pembina yang memiliki kepedulian akan masa depan anak dan remaja Indonesia.
Berbasis Program
  • "Urban Scouting" dapat pula dilaksanakan dengan cara dikelola oleh lembaga adhoc yang bekerja dalam jangka waktu tertentu dan target tertentu pula. Misalnya "Komite Program 1 kota, 1 pramuka, 1 cita-cita", melalui program ini digagas dan dirancang aktivitas dalam 1 tahun penuh misalnya, yang berisi beragam kegiatan pramuka di berbagai sudut kota, diikuti oleh pramuka baik dari kelompok dominan maupun kelompok marginal, digerakkan untuk membangun rasa satu kesatuaan aspirasi, tekad, harga diri, kebanggaan, kegembiraan dan kebersamaan dalam membangun kota yang dicintainya menuju kehidupan bersama yang lebih baik, adil berbudaya dan beradab.
Penutup
  • Urban Scouting memang membutuhkan dukungan kelembagaan yang penuh kreativitas dan terobosan-terobosan baru dalam memaknai dan memfungsikan gugusdepan sebagai wadah penyelenggara pendidikan kepramukaan. Tanpa itu maka kemampuan jangkauan "urban scouting" akan sangat terbatas. Disini tantangan kita bersama. Salam. (bersambung) 

Lihat  Entry/Topik Terkait :

    0 komentar:

    Posting Komentar

     
    Catatan Ensiklopedia Pramuka merupakan kolom opini redaksi yang mengulas topik-topik kontemporer pendidikan kepramukaan seperti : renewing scouting, pramuka dan media, pramuka sebagai ekskul wajib, kepemimpinan, inovasi media dan metode latihan, pendidikan perdamaian, pendidikan moral dan etika, dll.