"Lihat ini ... adikku" ucap Kak Wito dengan lemah lembut kepada Pengurus Dewan Ambalan yang sedang diajaknya makan bakso ramai-ramai.
"Siap kak ..." jawab Andri sang sekretaris Dewan Ambalan. Seketika itu pula Darto sang Ketua Dewan Ambalan, Parto sang Bendahara dan Karno sang Pemangku Adat serampak mengarahkan pandangannya ke Kak Wito.
"Kakak sengaja mendownload buku ini - EMPOWERING YOUNG ADULTS Guidelines for the rover scout section, terbitan WOSM, sebagai bahan mengembangkan kegiatan di Ambalan kita", jelas Kak Wito sambil menunjukan buku dimaksud.
Tidak lama kemudian 5 mangkok baksopun menghampiri meja mereka. Tanpa membuang waktu Andri, Darto, Parto dan Karno menerima mangkok itu, menyendok sambal, menuang kecap, menuang saus penuh semangat dan menyantapnya. Mereka memang kelaparan, maklum seharian ini mereka diajak Kak Wito survey lokasi untuk kegiatan "community services" pada liburan mendatang. Kak Wito tersenyum melihat tingkah adik-adik yang disayanginya itu, sambil batinya berdoa "semoga kalian menjadi pemimpin-pemimpin handal di masa depan, amin".
"Adakah yang menarik dari buku itu, Kak?" tanya Darto sambil memainkan sendok garpu memotong-motong daging bakso di mangkoknya.
"belajar sambil bekerja, itu yang harus kalian kembangkan dalam menyusun program ambalan", jawab Kak Wito, sambil tersenyum, berhenti sejenak, menyantap 1 gelinding bakso, kemudian melanjutkan penjelasannya "semua kegiatan harus memberikan pengalaman nyata, yang dengan pengalaman itu kita semua bisa mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penghayatan atas sebuah hal".
"Masih agak bingung, nih Kak", sergah Karno yang mangkok baksonya sudah kosong alias habis duluan, karena memang paling senang makan bakso sehingga badanya juga paling bongsor.
"Di buku ini dijelaskan ada 4 hal yang bisa kalian kembangkan sebagai arena belajar sambil bekerja", Kak Wito menatap wajah Pengurus Ambalan satu-satu sambil memastikan bahwa mereka, meski sambil makan bakso tetap konsentrasi mendengarkan penjelasannya.
"traveling dan pembelajaran antar budaya, berpetualang di alam bebas, pengabdian masyarakat dan kegiatan sosial ekonomi secara integratif. Itu saja dulu, detailnya akan Kakak jelaskan di lain kesempatan". Kak Wito mengakhiri penjelasannya sambil menyantap daging bakso terakhirnya pula. Sedang bakso di depan para pengurus Dewan Ambalan, tinggal mangkoknya, alias sudah ludes, sak kuah-kuahnya, hehe .... (bersambung)