Selamat Datang di CATATAN REDAKTUR ENSIKLOPEDIA PRAMUKA
go to my homepage
Go to homepage

Pages

Labels

Senin, 02 Juni 2014

Kegiatan Kepramukaan sebagai Ekskul Wajib di Sekolah (2) : Model Menejemen Berbasis Gudep


 
Catatan ensiklopedipramuka.com :
urun rembug pengelolaan pramuka wajib di sekolah (2)

MODEL PENGELOLAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
BERBASIS MENEJEMEN GUGUDEPAN

 Oleh : Anis Ilahi Wh
(Mantan Ketua DKD Kwarda XII DIY, tahun 1987 - 1991)

Pengantar
 
Pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan paling tidak dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu : proses pendidikan itu sendiri, pengorganisasian unit-unit pendukung dan pelaksana proses pendidikan, model pengabdian masyarakat baik sebagai bentuk kepedulian maupun media latih pendidikan kepramukaan. Ketiga aspek tersebut berserta masing-masing sub sistemnya menjalin hubungan sistemik, membentuk satu kesatuan yang saling terkait hingga kemudian disebut sebagai sistem pendidikan kepramukaan.
Dalam kaitan dengan penyelenggaraan “kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah”, terdapat beberapa titik pijak yang bisa dijadikan pegangan. Salah satunya adalah pengembangan aspek organisasi gugusedepan dengan melihat : pertama, proses penyelenggaraan “kepramukaan wajib di sekolah” harus berbasis pada wadah gugusdepan baik sebagai satuan organisasi maupun sebagai satuan pendidikan kepramukaan terdepan dan khas (sekolah harus punya gudep). Kedua, agar gugsdepan sebagai satuan organisasi terdepan efektif menopang proses pendidikan maka dibutuhkan model organisasi yang yang visioner, responsive, simple dan partisipatif (organisasi gudep harus flexibel)

Pentingnya Menejemen Berbasis Gugusdepan
 
Dasar pemikiran pengembangan manejemen berbasis gugusdepan diinspirasi oleh pemikiran menejemen berbasis sekolah. Inspirasi pemikiran ini cukup penting mengingat penerapan “kegiatan kepramukaan sebagai ekskul wajib di sekolah” dipastikan akan sangat kompleks baik pada level perencanaan, implementasi maupun evaluasi.
Kualitas menejemen berbasis gugusdepan perlu memperoleh perhatian serius. Jangan sampai sumber daya waktu yang telah “disisihkan” oleh anak dan remaja Indonesia untuk mengikuti ekskul wajib kepramukaan di sekolah tidak terkelola dengan baik, hanya karena lemahnya organisasi gudep.
Bayangkan, jumlah pelajar di Indonesia diperkirakan 58 juta siswa dari semua tingkatan. Anggap semua siswa ikut ekskul pramuka 2 jam perminggu, maka sumberdaya waktu yang dipakai 116 juta jam/minggu. Data ini menunjukan betapa akan sangat mubazirnya jika hal ini tidak tertangani dengan baik dan juga menunjukan betapa besarnya amanat Bangsa Indonesia kepada Gerakan Pramuka.
Model Menejemen Berbasis Gugusdepandan

Model Menejemen Berbasis Gugusdepan, menggariskan bahwa gugusdepan sebagai satuan organisasi pendidikan harus memiliki langkah-langkah perencanaan strategis, perencanaan satuan latihan (racana, ambalan, pasukan, perindukan), perencanaan satuan kegiatan, strategi implementasi perencanaan, serta model evalusi/capaian dari sebuah proses latihan.
Perencanaan Strategis
 
Perencanaan Strategis (Strategic Planning) adalah sebuah alat manajemen mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan. Rencana strategis juga merupakan petunjuk yang dapat digunakan oleh satuan organisasi tertentu dari kondisi saat ini untuk memprediksi 5 sampai 10 tahun ke depan (Kerzner, 2001 ). Perencanaan strategis bisa pula disebut dengan perencanaan jangka panjang. Banyak cara untuk menyusunnya satu diantara dengan dengan metode Analisis SWOT : Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (Akan dibahas lebih lanjut pada kesempatan lain).

Perencanaan strategis merupakan alat yang penting sebab pada dasarnya pendidikan kepramukana di gugusdepan adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan Gerakan Pramuka sekaligus bemakna sebagai bagian dari alat pencapaian tujuan Pendidikan Nasional untuk kepentingan bangsa dan negara. Perencanaan strategis juga dapat menjadi alat ukur untuk memastikan bahwa proses-proses latihan di gugusdepan searah dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan Gerakan Pramuka.
Unsur-unsur perencanaan strategis di gugusdepan adalah perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pendidikan kepramukaan di gugusdepan yang bersangkutan.

Visi gugsdepan : deklarasi atau pernyataan yang menggambarkan atau mengandung pandangan/cita-cita jauh ke depan tentang apa yang diinginkan dari keberadaan gugusdepan yang bersangkutan, garis besar tujuan dan cara mencapainya. Visi dirumuskan dengan mempertimbangkan : apa yang ingin dicapai di masa depan, tidak berdasar kondisi saat ini, mengekspresikan kreatifitas, dinamika dan inovasi, serta berdasar pada prinsip dan nilai pendidikan kepramukaan.

Misi gugusdepan : deklarasi atau pernyataan yang menggambarakan serangkaian tindakan, tujuan dan filsosofi dasar untuk mencapai visi gugusdepan yang telah ditetapkan. Misi serinngkali lebih rinci atau merupakan rincian dari visi.

Tujuan : apa yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh gugusdepan setelah para pramuka mengikuti kegiatan didalamnya. Tujuan akan berupa rumusan perubahan perilaku individu dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan diperoleh peserta didik serta kapan tujuan itu mungkin tercapai dan bagaimana dampaknya.

Sasaran : adalah penjabaran tujuan yang ingin dicapai oleh gugusdepan dalam satuan waktu tertentu sehingga rumusannya menggambarkan peningkatan atau perubahan perilaku peserta didik secara spesifik, terukur, jelas kriterianya dan disertai indikator yang rinci.

Penutup

Praktik pendidikan sebagai proses mengubah perilaku peserta didik apapun jenisnya (formal, informal dan nonformal) membutuhkan sentuhan-sentuhan ilmu pengetahuan. Demikian pula dengan pendidikan Gerakan Pramuka, kompleksnya tantangan yang dihadapi serta tingginya ekspektasi yang dibebankan dalam ikut serta mempersiapkan generasi muda yang berkualitas mau tidak mau harus melibatkan ilmu pengetahuan sebagai panduan kerja. Jika pada awal kelahirannya pendidikan kepramukaan lebih bersifat “pendidikan sebagai comman sense” maka ada baiknya melihat tantangan yang ada harus bisa beranjak ke “pendidikan sebagai ilmu pengetahuan”

“Pendidikan sebagai common senese” lebih menunjukan sebuah proses pelatihan orang dewasa kepada anak dan remaja dalam bentuknya yang subjektif, emotif dan empiris. Para Orang dewasa dengan dengan sukarela “membina/melatih” karena dorongan tanggungjawab dan keinginan untuk menularkan pengalaman hidupanya agar masa depan anak-anak lebih baik dari dirinya. Sedangkan “Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan” lebih menunjukan bahwa proses pelatihan orang dewasa kepada anak dan remaja dalam bentuknya yang obyektif, kritis, metodis, dan sistematis. Para Pendidik menyadari bahwa proses “mengubah perilaku” adalah proses yang kompleks dan berdampak jangka panjang, oleh sebab itu membutuhkan keterlibatan ilmu pengetahuan. 
Semoga bermanfaat, Salam Pramuka,
Anis Ilahi Wh --- Redaktur ensiklopediapramuka.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Catatan Ensiklopedia Pramuka merupakan kolom opini redaksi yang mengulas topik-topik kontemporer pendidikan kepramukaan seperti : renewing scouting, pramuka dan media, pramuka sebagai ekskul wajib, kepemimpinan, inovasi media dan metode latihan, pendidikan perdamaian, pendidikan moral dan etika, dll.