Selamat Datang di CATATAN REDAKTUR ENSIKLOPEDIA PRAMUKA
go to my homepage
Go to homepage

Pages

Labels

Sabtu, 14 Juni 2014

Renewing scouting : Menafsir Ulang SKK Penegak Berbasis Kompetensi




catatan enskiklopediapramuka.com : sisi lain "Renewing Scouting"  (1)

MENAFSIR ULANG
SKK PENEGAK PANDEGA BERBASIS KOMPETENSI YANG TERSERTIFIKASI, MUNGKINKAH ?


Oleh : Anis Ilahi Wh
(Redaktur  Ensiklopediapramuka on line, Mantan Ketua DKD Kwarda DIY 1987 - 1991)


Pengantar

Sistem tanda kecakapan merupakan salah satu prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan sehingga posisinya sangat strategis dan vital. Syarat kecakapan terbagi menjadi dua yaitu syarat kecakapan umum dan kecakapan khusus. Syarat Kecakapan Umum (SKU) merupakan syarat kecakapan minimum, yang harus dicapai secara umum oleh semua Pramuka, sesuai dengan jenjang serta perkembangan jasmani dan rohaninya.

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) merupakan seperangkat kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, keterampilan di bidang tertentu yang dimiliki para anggota pramuka sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk mencapai kecakapan khusus seorang anggota pramuka harus melalui proses ujuan.

Kecakapan Khusus Pramuka dapat pula diartikan sebagai bagian dari proses pendidikan kepramukaan yang berorientasi “vokasional” yaitu sebuah proses pendidikan yang multimakna dan multi peran karena berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup life skill. Pendidikan vokasi juga dimaknai sebagai upaya membekali kecakapan kerja individu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari.


Tahu Sedikit tentang Banyak Hal

Merujuk pada SK Kwarnas tahun 132 tahun 179 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Syarat-syarat & Gambar Tanda Kecakapan Khusus, SKK Pramuka Penegak Pandega dikelompok dalam 5 bidang yaitu : Bidang Kesehatan dan Ketangkasan, Bidang Sosial, Perikemanu-siaan, Gotong Royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup, Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan, Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dan Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak.

Masing-masing Bidang tersebut dibagi lagi kedalam beberapa jenis SKK yang jika dijumlah secara keseluruhan menjadi 84 jenis SKK. Untuk Pramuka Penegak Pandega masing-masing jenis SKK memiliki tiga tingkatan yaitu purwa, madya dan utama, dengan demikan total keseluruhan terdapat 356 jenis SKK. Hal itu belum termasuk SKK Satuan Karya yang jumlahnya juga cukup banyak.

Dari banyaknya jumlah pilihan SKK yang disediakan dapat dilihat bahwa Gerakan Pramuka memberikan perhatian yang demikian luas terhadap pengembangan life skill, minat dan bakat peserta didik. Namun demikian jika dicermati secara mendalam banyaknya pilihan tersebut tidak diikuti dengan syarat kedalaman penguasaan kompetensinya. Pada sisi lain masih pula terdapat jenis TKK yang belum disesuaikan dengan perkembangan zaman, salah satu misal TKK tentang Penjilidan Buku – TKK jenis ini tentu memiliki relevansi yang rendah dengan perkembangan zaman ditengah tren munculnya e-book, e-learning, dst.

Dari banyaknya pilihan serta kurang dalamnya syarat pencapaian SKK juga menunjukan bahwa pendekatan pendidikan berbasis SKK cenderung melahirkan para “generalis” atau individu-individu yang tahu banyak bidang pengetahuan dan ketrampilan namun tidak mendalam atau “tahu sedikit-sedikit tentang hal yang banyak”. Banyaknya perolehan TKK masih menjadi ukuran utama daripada kedalaman pemahaman dan penguasaaan satu TKK yang mencerminkan ketrampilan tertentu secara paripurna, bisa digunakan untuk berkarya secara produktif dan profesional di kehidupan nyata.

Sedikit banyak fenomena di atas agak bertentangan dengan dinamika zaman yang menuntut adanya spesialisasi dengan keahlian yang mendalam untuk bisa survive di kehidupan nyata. Dengan kata lain jika TKK Penegak Pandega ingin lebih relevan dengan tuntutan kehidupan masa kini maka spesialisasi merupakan sebuah keniscayaan.


Tahu Banyak tentang Hal yang sedikit

Spesialisasi dan relevansi profesi adalah instrument utama seseorang untuk survive dalam kehidupan modern yang sangat kompetetif sekarang ini. Jika salah satu maksud pendidikan kepramukaan adalah melahirkan generasi-generasi penerus yang mampu “survive” di kehidupan nyata maka tampaknya pilihan untuk menafsir ulang SKK Pramuka Penegak Pandega cukup relevan untuk dilakukan.

Penafsiran ulang tersebut dapat dilakukan dengan melihat lagi jenis SKK dan kedalaman syarat pencapainnya. Seorang Pramuka Penegak Pandega hendaknya tidak lagi diberi peluang untuk mencapai TKK yang sebanyak-banyak, namun cukup mencapai 1, 2 atau 3 TKK dengan jenis yang sesuai dengan tuntutan zaman dan standar pencapaiannya sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau acuan standar kerja pada profesi tertentu yang disusun oleh Negara dan berlakukan secara Nasional.

Dengan SKK semacam di atas maka para Pramuka Penegak Pandega akan memiliki nilai tambah untuk masuk ke dunia kerja atau dunia pengabdian di alam nyata secara kompetetif. Sangat indah kiranya jika ada juru computer yang berlatar pramuka, fotografer yang berlatar pramuka, juru masak yang berlatar pramuka, dan sejumlah profesi lain yang diakui oleh dunia kerja professional dan memperoleh imbalan layak secara professional pula yang dapat dimasuki oleh para pramuka.


Keahlian Yang Tersertifikasi

Saat ini berbagai kementrian dan lembaga pemerintah sedang gencar-gencarnya menyusun SKKNI untuk mengatur standar profesi berbagai jenis pekerjaan. SKKNI juga djadikan sumber rujukan penyusunan kurikulum lembaga pendidikan formal dan non formal dari berbagai tingkatan yang kemudian melahirkan kurikulum berbasis kompetensi. Tentu tidak ada salahnya jika penafsiran ulang SKK Penegak Pandega juga merujuk pada SKKNI dimaksud.

Penafsiran SKK dengan keahlian yang terakreditasi tentu tidak bisa dilaksanakan hanya oleh seorang Pembina. Dalam hal ini tugas Pembina beserta Mabigus adalah menjalin kerjasama sebanyak-banyaknya dengan lembaga pendidikan keahlian lain sebagai tempat “wadah pembinaan atau tempat belajar menempuh SKK” bagi para Penegak dan Pandeganya. Lembaga pendidikan tersebut bisa lembaga kursus, pusat kegiatan belajar, SMK, Universitas, Pusat Pengembangan SDM, Asosiasi Profesi, dll. Dengan strategi semacam ini maka latihan Pramuka Penegak Pandega akan lebih menarik dan memiliki orientasi masa depan yang lebih jelas.


Belajar dari Kak Koesnadi

Pemikiran di atas sebenarnya tidaklah baru, sebab pada tahun 90 an, Alm. Kak Koesnadi Hardjasumanteri (Andalan Nasional – Rektor UGM saat itu), pernah melakukan uji coba penerapan SKK tersertifikasi di Gugusdepan UGM. Saat itu beliau menyiapkan banyak Guru Besar sebagai “pengajar dan penguji SKK” para Pandega. Uji coba itu sangat menarik karena seorang Pramuka Pandega yang berlatar mahasiswa Ilmu Politik bisa menempuh SKK Kehutanan dengan dibimbing oleh Profesor Kehutanan dengan kualifikasi penguasaan SKK yang mumpuni dan diakui. Kiranya uji coba ini perlu dituntaskan sekaligus untuk kembali meningkatkan semangat dan gairah para Pramuka Penegak Pandega untuk menempuh SKK.



Terimakasih. Smoga Menginspirasi.Salam Pramuka
Anis Ilahi Wh, Redaktur ensiklopediapramuka.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Catatan Ensiklopedia Pramuka merupakan kolom opini redaksi yang mengulas topik-topik kontemporer pendidikan kepramukaan seperti : renewing scouting, pramuka dan media, pramuka sebagai ekskul wajib, kepemimpinan, inovasi media dan metode latihan, pendidikan perdamaian, pendidikan moral dan etika, dll.